Jumat, 18 Maret 2011

I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang


Ikan marupakan organisme akuatik yang memiliki organ kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan termasuk hewan berdarah dingin artinya suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan srkitar. Ikan umumnya bernafas dengan insang, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan labirin yang kerjanya seperti paru-paru.
Ikan terdapat di daerah laut dan daerah perikanan darat. Ikan dapat dibagi ke dalam tiga golongan yaitu ikan peliharaan, ikan buas, dan ikan liar. Salah satu jenis ikan peliharaan adalah Nilem (Osteochillus hasselti) dimana spesies ini banyak dikenal oleh masyarakat luasMorfologi antara ikan Nilem jantan dan betina mempunyai perbedaan. Ikan Nilem betina bentuknya membulat, kurang gesit, bagian operculum halus, perut mengembang ke arah samping dan ke arah lubang pelepasan serta mempunyai gonad yang berwarna kuning. Ikan Nilem jantan perutnya lebih ramping, lebih gesit bagian pipih kasar, perut mengembang, dan gonadnya berwarna putih susu.
Osteochillus hasselti digunakan untuk praktikum untuk mewakili class pisces. Osteochillus hasselti dipilih karena selain mudah didapat, juga murah harganya. Osteochillus hasselti mempunyai organ-organ penyusun yang lengkap dan jelas sehingga mudah diamati struktur tubuhnya.



B. Tujuan
Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari susunan anatomi tubuh ikan Nilem (Osteocillus hasselti ♀) baik bagian luar maupun dalam.





























II. KERANGKA PEMIKIRAN

Osteocillus hasselti adalah salah satu jenis ikan tawar yang dapat tumbuh dengan baik jika dipelihara di kolam atau sawah. Ikan nilem dapat hidup di daerah tinggi dan rendah yaitu pada ketinggian 200-700 meter. Makanan ikan ini berupa hewan-hewan kecil tetapi juga makanan lain seperti dedak dan ampas (Kirwanto, 1986).
Susunan tubuh ikan terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Susunan tubuh ikan bagian luar terdiri dari kepala, badan, ekor, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip perut, sirip dada, sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor. Sedangkan susunan tubuh bagian dalam adalah saluran pencernaan, gelembung renang, kelenjar pencernaan, insang, jantung, kelenjar kelamin, dan ginjal (Prawirohartono, 1989).
Mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (kranium tulng rawan) dilengkapi oleh tulang dermal tubuh membentuk tengkorak majemuk. Sisik bertipe sikloid yang berasal dari mesodermal. Saat stadium embrio ada 6 celah insang, untuk ikan dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operkulum (Brotowidjoyo, 1993).
Kulit atau cutis terdiri atas corium atau dermis dan epidermis. Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang melapisinya dari sebelah luar ialah epithelium. Di antara cel-cel epithelium terdapat kelenjar unicelluler yang mengeluarkan lendir lendir ini menyebabkan kulit ikan menjadi licin. Dalam corium terdapat chromatophor-chromatophor ialah sel-sel yang mengandung butir-butir pigment, yang menentukan warna kulit (Radiopoetro, 1977).


III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat


Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk.

B. Bahan


Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteocillus hasselti ♀), air kran, dan tissue.

C. Cara Kerja


Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ikan Nilem dibius dengan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Ikan digunting mulai dari lubang depan anus, sepanjang garis medioventral tubuh ke arah depan depan sampai dekat sirip dada.
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan pinset, pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang.
4. Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutup insang bagian dorsal dan ventral sampai ke ujung moncong.
5. Organ-organ dalamnya diamati dan digambar serta diberi keterangan.
6. Untuk Mengetahui otot-otot bagian ekor, maka ekor dipotong melintang dan kemudian diamati.
























B. Pembahasan
Klasifikasi Osteochillus hasselti menurut Brotowidjoyo (1993) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochillus
Spesies : Osteochillus hasselti
Hasil pengamatan ikan Nilem didapatkan hasil bahwa tubuh ikan Nilem dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Batas caput mulai dari moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas truncus mulai dari belakang tutup insang sampai anus, sedangkan batas cauda mulai dari anus sampai ujung sirip ekor. Bagian pernapasan terluar yang terdapat pada bagian kepala adalah insang dan empat potong tulang-tulang kecil yaitu operculum, preoperculum, interoperculum, dan suboperculum. Rongga insang terletak antara insang dan operculum, lubang insang berupa celah sempit yang melengkung antara gelang bahu dan operculum (Djuhanda, 1981).
Osteochillis haselti mempunyai tengkorang, vertebrata, penyokong sirip dan sisik dan kesemuanya dari tulang ikan. Ikan semacam ini hanya satu-satunya vertebrata yang mempunyai insang pada kedua pihak dari tubuhnya dan satu ruangan bersama yang tertutup oleh operculum tulang yang dapat bergerak. Gelang pectoral dihubungkan dengan tengkorak oleh rantai tulang. Selalu ada lubang udara.selaput tipis berpasangan didukung oleh jari-jari tulang yang memancar pada pangkal sirip. Sirp tidak mempunyai penonjolan lunak sirip-sirip ikan lain.pola tulang-tulang tengkorak dan sirip-sirip ikan lain. Pola tulang –tulang tengkorak dan sifat dasar sistem saraf dan saluran reproduksinya kelihatan nyata (Djuanda, 1983).
Ikan Nilem tergolong dalam phylum chordata karena mempunyai penyokong tubuh yang tersusun atas ruas-ruas tulang dari cranium, truncus, dan caudal. Ciri-ciri Ikan Nilem yaitu bentuk badannya agak memanjang oksigen yang terdapat dalam air berdifusi ke dalam sel-sel insang. Insang mengandung darah yang mengangkut oksigen dari insang ke jaringan sebelah dalam dari badan. Darah mengalir dari insang ke anyaman kapiler di bagian badan selebihnya, dan pertukaran bahan makanan terjadi dengan jaringan kemudian darah kembali ke jantung. Sistem tersebut telah tertutup karena terdapat di dalam pembuluh di seluruh peredaran (Kimball, 1991).
Alat pernafasan yang digunakan adalah insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lambab. Tiap lembar insang terdidri atas sepasang filament yang mangandung banyak lapisan Vesica metatoria (gelembung renang) berfungsi sebagai alat hydrostatis dengan menyesuaikan diri ke dalam air. Penyesuaian ini dilakukan dengan jalan mengeluarkan dan memasukkan (menyerap) gas-gas dari pembuluh darah. Pada ikan tertetipis (lamella). Pada filament terdapat pembuluh darah yang mempunyai banyak kapiler sehingga memungkinkan oksigen berdifusi masuk dan karbondioksida berdifusi keluar. Pada insangf ikan bertulang sejati ditutupi oleh operculum (Milne, 1962).
Menurut Hildebrand (1995) ikan Nilem memiliki organ-organ pencernaan berupa intestine, hepar, dan vesica felea. Lien dan vesica felea terdapat disebelah dalam intestine, dan akan tampak setelah intestine direntangkan. Ductus choleoduchtus merupakan saluran pada empedu yang menghubungkan kantung empedu dengan usus melalui saluran empedu pendek. Menurut Storer and Usinger (1961), sistem pencernaan ikan terdiri dari : rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine. Pankreasnya tidak jelas.
Hepar pisces terdiri dari dua lobi. Vesica felea dari hepar berjalan ductus hepaticus yang kemudian bersatu dengan ductus cysticus yang berjalan dari vesica fellea, dan menjadi ductus choledochus yang bermuara ke dalam duodenum (Radiopoetro, 1977).
Menurut Ville et al. (1964), pada sejumlah hewan laut dan hewan air tawar, telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi di luar tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat testis yang panjang. Testis terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan.
Sistem urinaria atau eksresi pada ikan adalah ren yang terjadi dari mesonephros, ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan diri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya, ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis (Radiopoetro, 1977).
Telinga ikan hanya terdiri dari telinga dalam berupa saluran-saluran semiskuler sebagai organ keseimbangan. Jantung berkembang baik, sirkulasi menyangkut aliran darah jantung melaluininsang ke seluruh bagian tubuh lain. Tipe ginjal ikan adalah pronepros dan mesonepros (Brotowijoyo,1995).
Menurut Radiopoetro (1977), Sistem genitalia pada ikan Nilem betina terdiri dari sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduct,yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Setelah umur satu tahun, Osteochillus hasselti biasanya telah dewasa. Fertilisasi dilakukan di dalam air. Telur-telur dilekatkan kepada tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam air.
Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip dubur (anal fin) disebut sirip tunggal atau sirip tidak brpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya. Sirip ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunyai bentuk bercagak, yaitu terdapat kekukan tajam antara lembar dorsal dengan lembar ventral (Kottelat et al., 1993).






















V. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tubuh ikan nilem terdiri atas caput, truncus dan cauda di mana antara caput dan truncus tidak ada batas yang jelas dan sebagai batas antara truncus dan ekor adalah anus. Ikan juga mempunyai indra ke enam yaitu gurat sisi (linea lateralis).
2. Ikan nilem termasuk hewan berdarah dingin, yang artinya suhu tubuhnya menyesuaikan dengan lingkungannya.
3. Ikan nilem mempunyai tipe cycloid yaitu mempunyai garis-garis melingkar dan radier serta di tengahnya terdapat kumpulan pigmen. Dari garis melingkar ini dapat diketahui umur ikan tersebut.
4. Fertilisasi pada ikan nilem adalah fertilisasi eksternal
5. Ikan Nilem memiliki sirip di bagian dada (pectoral fin), perut (abdominal fin), ekor (caudal fin), dubur (anal fin) dan punggung (dorsal fin).
6. Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pankreas, kantung empedu.
7. Sistem pernafasan ikan Nilem terdiri dari insang dan vesica metatoria (gelembung renang).
8. Sistem eksresi atau urinaria pada ikan Nilem terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis.
9. Sistem genitalia pada ikan Nilem betina terdiri atas sepasang ovaria yang panjang, oviduct, dan sinus urogenitalis.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1981. Anatomi dari Empat Species Hewan vertebrata. Armico, Bandung.

Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. John Willey and Sons, Inc, New York.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan. Sinar Jaya, Surabaya.
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Kirwanto, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. KaryaBani, Jakarta.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh
Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limiter, Jakarta

Prawirohartono. 1989. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, I. Tracy; Usinger, Robert L. 1957. General of Zoology. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.

Ville, C. A., W. F. Walker,and Frederick E. S. 1964. General Zoology Second Edition. W. B. Saunders Company, Philadelphia and London.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MySpace Layouts