Jumat, 18 Maret 2011

ANATOMI MARMUT
(Cavia porcellus ♂)



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mamalia merupakan kelompok hewan yang menduduki peringkat tertinggi dalam dunia hewan. Hewan vertebrata ini memiliki kelenjar mamae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anaknya yang baru lahir. Hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut, memiliki kelenjar minyak dan bau untuk memikat lawan jenisnya, dan mempunyai daun telinga. Umumnya mamalia melahirkan anaknya (vivipar). Mamalia memiliki kemampuan termoregulasi internal yaitu kemampuan untuk mengontrol temperatur tubuh.
Cavia porcellus merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap, tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia sendiri dari bahasa latin yaitu mammae. Mammae berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya meningkat pada hewan betina dewasa. Semua susu dikeluarkan dari kelenjar yang ada di glandula mammae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (di sebelah luar).
Cavia porcellus mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir Cavia porcellus mirip Cavia porcellus dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Cavia porcellus merupakan hewan pengerat, makanannya tumbuh-tumbuhan dan mempunyai gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk pemotong dan mengerat. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sangat tebal dan dua atrium. Cavia porcellus menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan kelenjar bau yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik.
Cavia porcellus digunakan untuk praktikum untuk mewakili class mamalia. Cavia porcellus dipilih karena selain mudah didapat, juga tidak berbahaya. Cavia porcellus mempunyai organ-organ penyusun yang lengkap dan jelas sehingga mudah diamati struktur tubuhnya.


B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini untuk mempelajari dan mengamati susunan anatomi (Cavia porcellus ♂) baik bagian luar maupun dalam.

















III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk.


B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah marmut jantan (Cavia porcellus ♂), air kran, formalin, dan tissue.


C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Marmut dibius dengan menggunakan larutan formalin sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu supaya pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori.
3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai di ujung mandibula.
4. Kulit dibuka kesamping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan thorax.
5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang akan diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar tidak terganggu.
6. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri difragma, sehingga otot-otot pada bagian abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat dilihat dengan jelas.
7. Pembedahan daerah thorax dilakukan dengan memotong rusuk-rusuk di kiri sternum pada bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama), kemudian dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak (aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri diafragma.
8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa mengubah tempat masing-masing.
9. Setelah memperhatikan viscera insitu, saluran pencernaan makanan direntangkan dengan hati-hati, kemudian dipelajari dan disesuaikan dengan gaambar yang ada didiktat serta diberi keterangan.














II. KERANGKA PEMIKIRAN
Mamalia merupakan kelas tertinggi dalam dunia hewan. Tubuh mamalia hampir seluruhnya ditutupi oleh rambut dan berdarah panas. Mamalia dapat hidup di berbagai habitat, bentuk tubuh mamalia bermacam-macam dan dapat dibagi menjadi caput, cervix dan truncus (Marter, 1989).
Mamalia diduga berasal dari reptil sinadom (periode triassik) yang giginya berdiferensiasi. Mamalia berespirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecil-kecil. Paru-paru berada di ruang pleural. Mamalia mempunyai dua fragmen muscular, pada larinknya terdapat pita suara, mempunyai jantung dengan empat ruang yang terbagi secara sempurna yaitu dua serambi dan dua bilik. Lubang genitalia dan anus terpisah, baik pada jantan maupun betina. Mamalia juga mempunyai organ intronitten. Mamalia merupakan hewan vivipar (Brotowijoyo, 1993).
Cavia porcellus merupakan hewan rodentia yang tidak berekor (rudiment) ,dan berjari-jari cakar (pentadactyl). Hewan ini mempunyai satu incisivus pada tiap bedah rahang, berbentuk padat, dan dapat tumbuh terus, tidak ada dentes canini, serta jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variabel. Lengan bawah dapat berpronasi dan bersupinasi (Radiopoetro, 1977).
Cavia porcellus memiliki jantung beruang empat, yakni dua atrium dan dua ventrikel dengan sekat pemisah yang sudah sempurna. Paru-paru hewan ini terdiri dari tujuh lobi. Hewan ini memiliki diafragma yang merupakan pembatas rongga dada dan perut (Kimball, 1991).
Reproduksi seksual melibatkan dua induk. Masing-masing induk menyumbangkan satu sel reproduktif khusus yaitu suatu gamet yang kemudian bergabung untuk membentuk telur terbuahi. Telur itu berbentuk kecil dan pertumbuhan embrio berlangsung di dalam uterus (Villee et al.,1988).
Menurut Sastrodinoto (1980), mammalia mempunyai dua ciri yang sama, yaitu mempunyai rambut dan menyusui anaknya. Susu ini dikeluarkan oleh kelenjar susu dalam kulit mammalia. Kelenjar susu yang menghasilkan susu hanya terdapat pada mammalia betina saja, sedangkan mammalia jantan susu tidak berfungsi.















B. Pembahasan
Pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus ♂) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda). Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik mammalia. Daerah kepala terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan telinga. Daerah anggota badan terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari empat digiti, abdomen (perut), dan extrimitas posterior (kaki belakang) berjari tiga digiti. Daerah ekor tumbuh rudimen. Menurut Radiopoetro (1977), tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda). Marmut mempunyai ciri-ciri yaitu pentadactyl (jari-jari bercakar), satu dens incisivus pada tiap rahang berbentuk pahat dan tumbuh terus, tidak ada dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars variable, lengan bawah dapat pronasi dan subminasi. Bagian ekor tumbuh rudiment.
Rambut pada mamalia termasuk Cavia porcellus menutupi hampir seluruh tubuh kecuali telapak kaki, kuku, glands penis, hubungan mukocutaneus dan puting susu pada beberapa spesies. Kuku bersifat lentur, menghasilkan bentuk keratin oleh folikel rambut. Folikel rambut terbentuk dari pertumbuhan ectoderm ke mesoderm embrio di bawahnya. Pertumbuhan ke bawah pada epitel terbentuk saluran dari sel-sel sekitarnya berdiferensiasi menjadi beberapa lapis atau selubung yang mengelilingi akar rambut (Dellman et al.,1992).
Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut, kulit banyak mengandung bermacam-macam kelenjar, tengkorak mempunyai dua kondil oksipital, pada rahang tertanam gigi di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan besarnya berbeda-beda dalam satu individu (heterodon), kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, berenang atau terbang. Jantung beruang empat dengan sekat-sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya satu yaitu pada sebelah kiri, paru-paru relatif besar dan kenyal terdapat di rongga dada. Antara rongga dada dan perut terdapat sekat rongga tubuh yang dinamakan difragma (Djuhanda, 1982). Pernapasan menggunakan pulmo, larink mempunyai tali suara, mempunyai difragma anticus sempurna yang memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis (Jasin, 1989).
Klasifikasi marmut (Cavia porcellus ♂) menurut Storer and Usinger (1961) adalah:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Cavidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari rima oris, di dalam rima oris bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCL dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga bagian yaitu : pars cardia, fundus dan pars pilorika. Intestinum terdiri dari : duodenum (berbentuk huruf U yang terdapat ductus pancreaticus dan glandula pancreaticus), jejunum, ileum, colon (ascendent, transversum, descendent, dan sigmoideum), rectum yang merupakan muara keluar melalui anus yang terletak terminal pada ujung caudal humerus. Selain pancreas, terdapat kelenjar pencernaan yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang di simpan dalam vesica felea (Radiopetro, 1977).
Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakhea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari trakhea adalah broncus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural , selaput yang membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980).
Tiga stadium peristiwa di dalam pernafasan yaitu:
1. Stadium externa, yaitu pengambilan oksigen atau pergantian dengan dunia disekeliling kita.
2. Stadium interna, yaitu pergantian diantara cairan badan dan sel-sel jaringan alat pernafasan.
3. Stadium pemakina, yaitu oksigen dalam sel-sel dan lepasnya karbon dioksida yang lebih nanyak diteliti dalam metabolisme.
Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem ekskresi atau urinaria dan sitem genitalia. Menurut Villee et al. (1988), salah satu alat ekskresi pada mammalia adalah ginjal yang disebut metanefros. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros dan metanefros. Dalam perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa.
Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria yaitu tempat penampungan urine sementara. Akhirnya urin dikeluarkan melalui uretra (ductus urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989).
Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis (Storer and Usinger, 1961). Pada hewan betina, sepasang papilla mammae (muara glandula mammae) terletak diantara kaki belakangnya. Namun, pada hewan jantan, glandula mammae tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).


V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Cavia porcellus dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput, truncus, dan caudal.
2. Cavia porcellus mempunyai anggota badan bersifat pentadactyl, jari-jarinya mempunyai cakar dan memiliki satu dens incisivus pada tiap rahang dan dapat tumbuh terus .
3. Gigi marmut terdapat di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan besarnya berbeda-beda dalam satu individu (heterodon).
4. Sistem pencernaan makanan pada marmut terdiri atas saluran pencernaan makanan dan kelenjar pencernaan.
5. Sistem pernapasan marmut terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru.
6. Sistem urinaria pada marmut terdiri dari sepasang ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra.
7. Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis, dan ductrus deferens.






DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Dellman, H. D. and Ester, M. B. 1992. Buku teks Histologi Veteriner. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 1. Armico, Bandung.

. 1980. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Marter, H. W. 1989. Introduction of Zoology. Harpen and Row Publishers, New York.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Sastrodinoto. 1980. Biologi Umum. Gramedia, Jakarta.
Storer, and Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London.

Villee, C. A, Walker, W. F, and Smith, F. E. 1988. General Zoology. W. B. Saunders Company, Phiadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MySpace Layouts