Minggu, 03 April 2011

ZPT sebagai herbisida

PERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH SEBAGAI HERBISIDA



B. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah daun gulma yang rontok lebih cepat adalah gulma dengan konsentrasi 1600 ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moenandir (1990), bahwa herbisida dengan bahan aktif 2,4-D akan menghambat pertumbuhan gulma dengan mempercepat respirasi. Hal ini menyebabkan adanya ke dua bahan aktif dapat mempercepat kematian gulma. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan. Penambahan konsentrasi herbisida mampu mempercepat proses kematian gulma. Herbisida 2,4-D bersifat sistemik dalam menghambat gulma, tetapi kerja herbisida ikut menghambat pertumbuhan padi (Sofnie et al., 2000).
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan pengganggu yang menyebabkan penurunan jumlah gulma. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian gulma. Herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang normal dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya (Anonymous, 2010).
Menurut aplikasinya herbisida terbagi menjadi dua tipe yaitu herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Herbisida pratumbuh disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih disebarkan atau segera setelah benih ditebar. Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Herbisida pascatumbuh diberikan setelah benih memunculkan daun petamanya. Herbisida jenis ini bersifat selektif memberantas tanaman pengganggu dan bersifat tidak mengganggu tumbuhan pokoknya (Anonymous, 2010).
Macam herbisida yang biasa digunakan untuk menghambat tanaman adalah herbisida diuron dan paraquat. Herbisida Diuron 3-(3,4-Dichlorophenil)-1 dimethylurea merupakan salah satu golongan urea yang banyak digunakan untuk mengendalikan berbagai macam gulma. Herbisida ini mampu mengendalikan gulma rumput berdaun lebar dan teki baik semusim maupun tahunan. Umumnya diaplikasikan secara pra tanam dan pra tumbuh (Ashton dan Craft, 1981). Herbisida paraquat (1,1 dimethyl-4,4-bipiridinium) merupakan salah satu herbisida kontak nonselektif yang dapat diberikan secara pra tanam dan pra tumbuh. Herbisida ini dapat terikat kuat pada komponen tanah setelah aplikasi dan dapat membunuh biji gulma yang sedang berkecambah apabila kontak dengan herbisida ini (Ashton dan Craft, 1981).
Herbisida 2,4-D atau 2,4- dikloro fenoksi asam asetat merupakan salah satu herbisida untuk pembasmi gulma yang efektif untuk jenis gulma yang berdaun lebar. Gulma yang mampu dibasmi misalnya Limnocharis flava, Monochoria vaginalis, salvinia natans, Cyperus difformis. Fimristys miliaceae, Scirpus juncoides di lahan sawah. Herbisida 2,4-D bersifat sistemik, berbentuk kristal putih, tidak berbau dan mempunyai titik lebur 140,5 °C (Sofnie et al., 2000).
Pemakaian campuran herbisida dapat meningkatkan spektrum pengendalian dosis herbisida. Campuran herbisisda dengan bahan aktif glifosat akan mematikan gulma dengan jalan menghambat jalur biosintesa asam amino. Herbisida dengan bahan aktif 2,4-D akan menghambat pertumbuhan gulma dengan mempercepat respirasi, hal ini menyebabkan adanya ke dua bahan aktif dapat mempercepat kematian gulma. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan (Moenandir, 1990).
Rumus bangun herbisida 2,4-D :

Herbisida klomazon merupakan herbisida sistemik diberikan pre emergence pada permukaan tanah. Herbisida ini akan diserap oleh akar tanaman dan ditranslokasikan ke atas dan tinggal di daun. Herbisida ini memberikan efek penghambat pembentukan karotenoid, sehingga menyebabkan pemutihan kloroplas. Herbisida klomazon dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan teki dan gulma daun lebar, sedangkan metribuzin dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan rumput dan daun lebar. Cara kerja herbisida mertibuzin adalah mengganggu aktivitas fotosintesis (Sastroutomo, 1990).
Gulma adalah tumbuhan penggangu yang bernilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Salain itu gulma dapat diartikan sebagai tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. Gulma selalu terdapat pada setiap pertanaman dan tumbuh bebas apabila dilakukan pengendalian. Secara fisik gulma bersaing dengan tumbuhan dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya, dan secara kimiawi dalam hal pemanfaatan air, nutrisi, gas-gas penting dalam allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila komponen yang dibutuhkan oleh gulama atau tanaman budidaya berada pada jumlah yang terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama dibutuhkan (Sukman, 2001).
Berdasarkan Noor (1997), cara kerja herbisida di kelompokkan menjadi dua yaitu :
a. herbisida kontak
• mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja terutama bagian yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis.
• Keistimewaan dari herbisida kontak adalah membasmi gulma secara cepat, 2 -3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati. Hal ini menyebabkan bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian. Contoh herbisida kontak adalah paraquat.
b. herbisida sistemik.
• Cara kerja herbisida ini di alirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Keistimewaannya, dapat mematikan tunas - tunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Contoh herbisida sistemik adalah glifosat, sulfosat.
• Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
- Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
- Cuaca cerah waktu menyemprot
- Tidak menyemprot menjelang hujan
- Keringkan areal yang akan disemprot
- Gunakan air bersih sebagai bahan pelarut
- Boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron.




Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
1. Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan pengganggu yang menyebabkan penurunan jumlah gulma.
2. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif.
3. Macam herbisida yang biasa digunakan untuk menghambat tanaman adalah herbisida diuron dan paraquat.


Daftar Referensi

Ashton dan Craft. 1981. Mode of Action of Herbicides. John Willey and Son, New York.

Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. CV. Raajawali, Jakarta.

Moenandir, J. 1990. Pengantar Ilmu Pengendalian Gulma. Rajawali Press. Jakarta.

Noor, E.S. 1997. Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta.

Sofnie M. Mulyadi. Idawati. 2000. Translokasi herbisida 2,4-D-14C pada Tanaman Gulma dan Padi pada Sistem Persawahan.

Sukman yakub, yernelis. 2001. Gulma dan teknik pengendaliannya. Fakultas pertanian universitas sriwijaya, palembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MySpace Layouts